Free Template, Anime, And Manga

ANCAMAN SERIUS YANG BISA DIHADAPI JANIN DALAM RAHIM

Bagikan ke Teman! :


Janin adalah makhluk baru yang tumbuh dalam rahim. Dia tumbuh dalam tempat yang sangat kukuh dan kuat, yaitu rahim. Janin menghabiskan waktunya dalam rahim sekitar kurang lebih 9 bulan. Masa ini, adalah masa yang sangat menentukan perkembangan manusia baru ini selanjutnya. Jika pada masa janin (masa dalam kandungan) mengalami banyak masalah, maka akan mempengaruhi perkembang fisik maupun psikis manusia baru ini, mulai dari kecacatan fisik, ketidakberfungsian organ, retardasi mental, dan lain-lain, tergantung pada area dan beratnya gangguan yang dialami janin tersebut dalam rahim.
Walaupun rahim merupakan pelindung yang cukup kuat bagi embrio (fetus/janin), yang sedang berkembang, beberapa pengaruh membahayakan dapat menerobos rahim melalui plasenta (aliran makanan dan darah dengan ibunya) (O’Rahilly dkk, 2001). Pengaruh-pengaruh tersebut antara lain:
Serangan Virus atau Bakteri
Serangan virus atau bakteri bisa memasuki rahim melalui plasenta ataupun mulut rahim. Salah satu contohnya adalah rubella (Campak Jerman). Rubella dapat mempengaruhi mata, telinga dan jantung fetus terutama apabila menyerang pada awal kehamlan. Konsekuensi yang paling banyak terjadi adalah kehilangan pendengara (tuli). Rubella dapat dicegah jika sang ibu telah divaksinasi, yang dapat dilakukan tiga bulan sebelum kehamilan.
Radiasi sinar-X atau radiasi lain dan Zat-zat Beracun
Radiasi dan zat-zat beracun dapat menimbulkan cacat dan abnormalitas kognitif yang dapat berlangsung seumur hidup. Keracunan timbale (lead) menyebabkan masalah pemusatan perhatian dan skor IQ yang lebih rendah. Begitu juga dengan keracunan merkuri; kedua zat ini paling umum ditemukan dalam ikan yang tekontaminasi limbah zat tersebut (Newland dkk, 2003).
Penyakit Menular Seksual
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri/virus menular seksual (PMS) dapat menyebabkan retardasi mental, kebutaan, dan gangguan fisik lainnya. Virus herpes misalnya dapat mempengaruhi fetus jika ibunya mengalami serangan saat persalinan, yang membuat bayi baru lahir tepapar virus saat bayi melewati jalan lahir (resiko ini dapat dihindari dengan operasi caesar). HIV, virus yang menyebabkan AIDS, juga dapat ditularkan ke fetus, terutama jika sang ibu telah menderita AIDS dan belum mendapatkan pengobatan.
Merokok selama kehamilan meningkatkan kemungkian keguguran, kelahiran premature, detak jantung janin yang tidak normal, dan berat bayi kurang. Efek negatifnya dapat bertahan lama setelah persalinan yang ditunjukkkan dengan bayi yang sakit-sakitan, sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), dan pada masa kanak-kanak mereka kemungkinan mengalami hiperaktivitas, kesulitan belajar, dan bahkan perilaku antisocial (Button dkk, 2005).
Konsumsi Alkohol
Mengkonsumsi alcohol dapat membunuh neuron sepanjang perkembangan otak fetus dan dapat merusak kemampuan mental rentang perhatian, dan prestasi pencapaian akademik anak nantinya (Ikonomidou dkk, 2000). Minum lebih dari dua gelas bir atau minuman ber-alkohol lainnya setiap hari akan secara signitifikan meningkatkan resiko fetal alcohol syndrome (FAS), yang diasosiasikan dengan berat badan lahir endah, ukuran otak yang lebih kecil, cacat wajah, kurangnya kemapuan koordinas, dan keterbelakangan mental. FAS adalah penyebab utama keterbelakangan mental nongenetis, meskipun demikian, FAS hanyalah bentuk yang paling ekstrem dari cacat lahir akibat alcohol, yang berkisar antara sedang hingga parah (Sampson dkk, 2000). Karena alcohol dapat mempengaruhi berbagai aspek dari pekermbangan otak fetus, sebagian besar dokter spesialis kandungan menyarankan agar semua perempuan yang tengah hamil tidak mengkonsumsi alcohol sama sekali.
Konsumsi Narkoba
Segala jenis narkoba dapat membahayakan fetus/janin, baik yang illegal seperti morfin, kokain, dan heroin maupun narkoba yang dilegalkan (seperti jenis obata-obatan yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter) seperti antibiotic, antihistamin, penenang, obat jerawat, dan pil diet. Kokain dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan kognitif dan bahasa serta gangguan parah dalam kemampuan mengolah dorongan dan perasaan frustasi

0 comments — Skip ke Kotak Komentar

Post a Comment — or Kembali ke Postingan